SUATU STUDI KEPEMIMPINAN TRADISIONAL SUKU TORAJA TERHADAP 1 PETRUS 2:13-14
DOI:
https://doi.org/10.61660/track.v4i1.209Kata Kunci:
Hermeneutik Poskolonial, Kepemimpinan Tradisional, To Parengnge’, Toraja, Rante BallaAbstrak
Resistensi terhadap norma-norma yang dipakai dalam masyarakat adat adalah sebuah upaya untuk memberikan instrumen kesetaraan kepada semua masyarakat adat demi pelestarian budaya dan penguatan identitas komunal. Artikel ini membahas tentang hegemoni kepemimpinan tradisional yang dipakai oleh kaum bangsawan yang terus mengalami berbagai kritikan dari masyarakat adat sendiri. Perlawanan-perlawanan simbolik dalam pelaksanaan adat mulai ditunjukkan dalam setiap pesta atau kegiatan-kegiatan yang melibatkan adat istiadat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif melalui pendekatan hermeneutik poskolonial. Seorang pemimpin dikatakan sebagai pemimpin yang transformatif jika mampu membawa perubahan dalam ranah organisasi maupun pengembangan anggota-anggotanya. Kaitan dengan kepemimpinan tradisional dalam masyarakat adat Rante Balla adalah kepemimpinan yang masih menganut sistem feodal. Di mana pemimpin ditentukan dari garis keturunan dan masih berlaku secara turun temurun dalam masyarakat adat. Dalam masyarakat kontemporer, menurut penulis, gaya kepemimpinan seperti ini adalah gaya kepemimpinan yang perlu ditransformasi sehingga mampu menyesuaikan dengan konteks masyarakat yang berkembang dalam berbagai aspek. Masyarakat yang sudah resah dengan gaya kepemimpinan tradisional ini perlu mengadakan resistensi atau perlawanan terhadap paham-paham yang dibuat secara sepihak dan diberlakukan oleh kaum yang menganggap diri sebagai kaum bangsawan.
Unduhan
Referensi
Bigalke, W. Terance. 2016. Sejarah Sosial Tana Toraja. Yogyakarta: Ombak
Drane, John. 2011. Memahami Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II. 1998. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF.
Fiorensa, Schussler Elizabeth. 1997. Untuk Mengenang Perempuan Itu. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Hardiman, F. Budi. Seni Memahami. Yogyakarta: Kanisius, 2015.
Haryanto, Sindung. 2016. Sosiologi Agama: Dari klasik hingga postmodern. Yogyakarta: AR-Ruzz Media.
Loomba, Ania. Kolonialisme/Pascakolonialisme. Diterjemahkan oleh Hartono Hadikusumo. Cetakan pertama. Yogyakarta: Narasi, 2016.
Manguju, Yudha Nugraha. “Nilai Teologis Masikka’: Sebuah Ritus di Rantai Damai.” BIA’: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual 3, no. 1 (28 Juni 2020): 114–27. https://doi.org/10.34307/b.v3i1.169.
Martono, Nanang. Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Palette, Jeni. “Analisis Pertumbuhan Iman Gereja Toraja Jemaat Situru’ pada Masa Konflik DI/TII Tahun 1952-1966.” BIA’: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual 3, no. 1 (27 Juni 2020): 76–89. https://doi.org/10.34307/b.v3i1.168.
Ritzer, George. Teori Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.
Sutrisno, Mudji dan Putranto, Hendar. 2004. Hermeneutika Pascakolonial. Yogyakarta: Kanisius.
Tangdilintin, L.T. 2008. Toraja dan Kebudayaannya. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Amsal, Yudha Nugraha Manguju

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.