TEOLOGI ISTIRAHAT DAN HUSTLE CULTURE

TEOLOGI ISTIRAHAT DALAM KELUARAN 23:12 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP FENOMENA HUSTLE CULTURE

Penulis

  • Jefri Andri Saputra Institut Agama Kristen Negeri Toraja

DOI:

https://doi.org/10.61660/track.v3i2.186

Abstrak

Artikel ini bertujuan untuk merespons fenomena hustle culture dalam kehidupan gereja dan masyarakat masa kini. Masyarakat mengenal hustle culture sebagai alternatif untuk menuju sukses. Tetapi, hustle culture mengonstruksikan cara kerja yang bekerja setiap waktu dan berakibat pada kelelahan kronis, depresi, hingga kematian. Penulis merespons masalah ini dengan mengkaji teks Keluaran 23:12 menggunakan metode tafsir gramatikal historis. Penulis menemukan bahwa hustle culture adalah wajah baru dari perbudakan di era modern. Penulis menawarkan untuk melakukan dekonstruksi konsep sukses versi hustle culture melalui perspektif yang holistik. Sukses bekerja juga perlu memperhatikan secara berimbang antara pencapaian dan kesejahteran pekerja. Pekerja dan perusahaan perlu membatasi waktu kerja agar sesuai dengan kontrak kerja tanpa tambahan. Pekerja tidak seharusnya melawan rasa lelahnya, melainkan mengambil waktu untuk beristirahat dan menenangkan diri. Beberapa alternatif ini menjadi penawaran penulis untuk menyikapi dampak dari hustle culture.

Biografi Penulis

Jefri Andri Saputra, Institut Agama Kristen Negeri Toraja

Mahasiswa Pascasarjana IAKN Toraja

Unduhan

Diterbitkan

2024-11-11

Cara Mengutip

Saputra, J. A. (2024). TEOLOGI ISTIRAHAT DAN HUSTLE CULTURE: TEOLOGI ISTIRAHAT DALAM KELUARAN 23:12 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP FENOMENA HUSTLE CULTURE. TEOLOGIS-RELEVAN-APLIKATIF-CENDIKIA-KONTEKSTUAL, 3(2), 50–72. https://doi.org/10.61660/track.v3i2.186